Lalu aku duduk disini. Kebiasaanku setelah asar di tempat kerja. Tempatnya enak asal tak banyak orang. Aku duduk disini biasa untuk berzikir sore.
Sebelumnya, aku merasa hatiku keras, angkuh, dan kotor. Sangat keras. Sangat angkuh. Sangat kotor. Rasanya tidak enak.
Maka dari itu, selain membaca arabnya, kali ini aku membaca artinya. Biar lebih ngena maknanya dan merasakan manfaatnya.
You know what, aku pun tersenyum lega. Semua dinding keangkuhanku dan kerasnya hatiku rasanya runtuh. I feel better.
Dan tiba-tiba aku merasa amat bersyukur tentang Ibukku. Aku amat bersyukur karena aku masih punya Ibuk yang selalu ada di sampingku.